Teks Narasi "Terpeleset Lapangan Becek Tidak Seindah Terpeleset Cintamu"
Terpeleset Lapangan
Becek Tidak Seindah Terpeleset Cintamu
Zahra
merupakan mahasiswi prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia semester 3
Fakultas Bahasa, Seni, dan Budaya Universitas Negeri Yogyakarta. Ia berhasil
lolos seleksi SNMPTN di prodi yang ia inginkan. Menjadi salah satu siswi SMK
Muhammadiyah 1 Yogyakarta yang mampu lolos seleksi SNMPTN tentu hal yang
membanggakan bagi dirinya, keluarga, maupun sekolahnya. Berhasil lolos di
perguruan tinggi favorit yang ada di Yogyakarta menjadikan dirinya lebih
percaya diri jika akan melakukan reuni SMP maupun SMK untuk menjawab segala
topik pembahasan yang sangat random.
Termasuk beberapa pertanyaan yang tidak lupa untuk dilontarkan, “Kowe sido ketompo kuliah nandi? Jurusan opo?”,
“Saiki kuliah po kerjo?”, dan
pertanyaan serupa lainnya. Zahra tentu tidak akan pusing untuk menjawab hal
sepele tersebut. Namun, hal yang membuat dirinya jengkel ialah momen di mana
teman-temannya membahas peristiwa sekitar 4 tahun silam di lapangan sempit dan
becek itu.
Pada
4 tahun silam, ketika Zahra duduk di bangku kelas 10 SMK terdapat sebuah
kejadian memalukan bagi Zahra, namun dianggap lucu dan selalu menjadi bahan
topik bercandaan setiap dirinya melakukan reuni bersama teman-teman sekelasnya.
Kejadian itu berawal saat Zahra sedang melakukan olahraga pada jam mata
pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Saat itu, sekolahnya
belum memiliki lapangan sendiri. Hal tersebut yang menyebabkan siswa SMK
Muhammadiyah 1 Yogyakarta mau tidak mau mengadakan kegiatan olahraga di
lapangan Sidokabul yang letaknya tidak jauh dari sekolah. Lapangannya tidak
terlalu luas, namun cukup untuk melakukan pembelajaran olahraga waktu itu.
Lapangan yang tandus dan kering jika kemarau, serta becek saat musim hujan itu
menyimpan kenangan memalukan bagi dirinya. Pembelajaran PJOK terjadwal hari
Rabu pukul 07.00-08.30. Materi yang diajarkan oleh Pak Guru saat itu terkait
salah satu jenis permainan bola kecil yaitu softball.
Pak Guru memberikan contoh kepada siswa terkait praktik softball dengan jelas. Pemaparan materi dan praktik berlangsung
sampai pukul 08.05. Pak Guru menyuruh siswa untuk mengisi sisa waktu jam
pembelajaran yang ada dengan permainan. Seluruh siswa 1 kelas pun sepakat untuk
bermain kucing-kucingan.
Permainan
berlangsung secara riuh dan heboh. Semua siswa saling berteriak dan menjerit
karena takut jika kena giliran main menjadi tikus atau yang berlari maupun
kucing atau yang bertugas mengejar. Saat itu, tiba giliran Zahra yang bermain.
Ia menjadi tikus untuk dikejar oleh sang kucing. Zahra berusaha lari
menghindari temannya yang bertugas menjadi kucing. Temannya yang mengejar
bernama Ulfa, dirinya memiliki postur tubuh lebih kecil dan pendek dibandingkan
Zahra. Hal itu, membuat Ulfa berlari lebih gesit daripada Zahra. Zahra pun
kewalahan dan memutuskan untuk hinggap ke barisan teman-teman lain yang berada
di belakang, dengan tujuan teman lain yang akan menggantikannya untuk menjadi
tikus. Namun malang, saat Zahra hendak hinggap ke barisan yang ia tuju ternyata
ia malah terpeleset. Kondisi lapangan yang becek dan kepanikan dalam dirinya saat
berlari membuat ia terpelanting ke tanah. Kepalanya terbentur ke tanah becek
dan hijabnya merosot. Jarum pentul yang mengaitkan hijab segiempatnya koyak.
Hijabnya terbuka dan tersangkut di lehernya, rambut Zahra pun terlihat jelas di
hadapan teman-temannya. Gelak tawa pun tak dapat dihindarkan lagi. Teman-teman
dan gurunya tertawa melihat kondisi Zahra. Zahra menahan malu sambil berusaha
bangun dan merapikan hijabnya yang tersangkut di leher. Dirinya jauh lebih
merasa malu setelah mengetahui bahwa ia ternyata terpeleset tepat di depan
teman laki-laki yang ia sukai sejak lama.
Setelah
kejadian menjengkelkan itu, Zahra sering diejek teman-temannya. Hal itu menjadi
bahan lelucon teman satu kelasnya. Bahkan ketika sudah lulus pun teman-temannya
masih mengingat kejadian itu. Zahra tentu juga tidak akan melupakan kejadian
itu, sebab ia merasa malu terhadap teman-temannya, terutama terhadap teman
laki-laki yang ia sukai. Saat acara reuni, momen itu selalu tidak lupa menjadi
salah satu topik pembicaraan yang menghidupkan keseruan acara.
gokil abis
BalasHapusMirip kisahku dulu pas sekolah😄
BalasHapusLucu banget Kak
BalasHapus