Resensi Film "Budi Pekerti"
Resensi Film Budi Pekerti
A. Identitas Film
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Budi_Pekerti_%28film%29
Judul
Film : Budi Pekerti
Durasi : 110 menit
Genre : Drama
Peringkat
Usia : 13 tahun ke atas
Sutradara : Wregas Bhanuteja
Produser : Adi Ekatama, Ridla
An-Nuur, Willawati, dan Nurita Anandia W.
Penulis
Naskah Film : Wregas Bhanuteja
Penulis
Cerita Film : Wregas Bhanuteja
Penata
Musik : Yennu Ariendra
Sinematografer : Gunnar Nimpuno
Penyunting : Ahmad Yuniardi
Pemeran : Sha Ine Febriyanti (Bu
Prani), Dwi Sasono (Pak Didit), Angga Yunanda (Muklas), Prilly Latuconsina
(Tita), Omara Esteghlal (Gora), Ari Lesmana (Tunas)
Perusahaan
Produksi : Rekata Studio dan Kaninga
Pictures
Negara : Indonesia
Tanggal
Rilis : 9 September 2023
(TIFF)
B. Sinopsis Film
Film ini menceritakan kisah seorang
guru BK SMP di Yogyakarta yang bernama Bu Prani Siswoyo. Bu Prani memiliki 2
anak yang bernama Tita dan Muklas. Suami Bu Prani menderita gangguan jiwa
karena masalah perbisnisannya yang gagal dan membutuhkan perawatan dari seorang
psikiater. Pada suatu hari Bu Prani sedang cekcok dengan salah satu pembeli kue
putu di pasar karena pembeli tersebut melanggar antrean. Awalnya Bu Prani
menasehati sang pembeli kue putu penyerobot antrean tersebut, namun sang
penyerobot antrean tidak terima dan memaki Bu Prani. Lama-lama amarah Bu Prani
pun tersulut sebab dirinya sudah mengantre lama demi membelikan kue putu untuk
suaminya yang sakit dan terburu-buru untuk mengikuti latihan senam. Bu Prani
dan sang penyerobot kue putu pun saling adu mulut. Terdapat seseorang yang
merekam kejadian tersebut dan memviralkannya di media sosial. Namun ternyata
potongan rekaman tersebut mengambil angle
seolah-olah Bu Prani sedang memarahi penjual kue putu yang telah lanjut
usia. Dalam sekejap video tersebut viral di seluruh media sosial. Bu Prani
sebagai guru senior dan teladan di sekolahannya saat itu hendak diangkat menjadi
wakil kepala sekolah. Dengan beredarnya video Bu Prani yang sedang memarahi
penjual kue putu membuat dirinya tidak jadi terpilih menjadi wakil kepala
sekolah dan digantikan oleh kandidat yang lain. Teman-teman tim senamnya pun
mengejek Bu Prani dan tidak mengajak Bu Prani untuk mengikuti rekaman lomba senam
karena hal tersebut. Kedua anak Bu Prani, Tita dan Muklas pun turut mendapatkan
imbas karena beredarnya video ibunya. Muklas seorang conten creator banyak
dihujat oleh netizen dan mengakibatkan dirinya harus memutus kerja sama dengan
banyak vendor besar. Tita yang sedang menjalankan bisnis thrift shop dan aktif dalam band Amuk Tanah yang sering menyuarakan
isu-isu sosial juga selalu dicari-cari kesalahannya oleh netizen. Kedua anak Bu
Prani turut membantu ibunya agar permasalahan tersebut segera selesai. Mereka
juga berusaha agar ayah mereka, Pak Didit tidak mengetahui permasalahan
tersebut karena dikhawatirkan menganggu kesehatan mentalnya. Atas saran dari
Tita, Bu Prani pun membuat video klarifikasi untuk menyampaikan kebenaran dari
video hoax yang telah tersebar tersebut melalui sudut pandang dirinya. Setelah
video itu diupload, ternyata video klarifikasi itu justru menjadi boomerang bagi Bu Prani dan kedua
anaknya. Muklas mencoba meminta bantuan dari grup alumni siswa Bu Prani untuk
memberi dukungan kepada ibunya. Alumni siswa Bu Prani pun masing-masing membuat
video yang menyatakan bahwa Bu Prani tidak bersalah dan membuat video mengenai
kebaikan Bu Prani ketika mengajar. Namun terdapat 1 video dari alumi siswa Bu
Prani bernama Gora yang kembali menjadi kontroversi di media sosial. Gora
menceritakan bahwa Bu Prani telah mengubah hidupnya yang dulunya siswa nakal
karena sering berkelahi namun saat ini sudah menjadi manusia yang lebih baik
berkat refleksi dari Bu Prani. Bu Prani memberikan refleksi kepada Gora untuk
membantu orang menggali kuburan agar dirinya lebih paham akan hakikat kehidupan
dan menghargai antarsesama teman. Cyberbullying
kepada Bu Prani dan keluarga semakin menjadi-jadi akibat video yang Gora buat.
Padahal Gora tidak bermaksud untuk menjelek-jelekkan Bu Prani, dia justru ingin
berterima kasih kepada Bu Prani yang ia sampaikan melalui video tersebut. Namun
netizen melihatnya dari kacamata lain. Mereka menduga-duga bahwa Gora sering
mengunjungi psikiater karena efek trauma hasil refleksi dari Bu Prani saat SMP
dulu. Bu Prani pun meminta penjelasan langsung dari Gora dengan cara berbicara
empat mata mengenai kaitan antara refleksi yang dulu ia buat dan Gora yang
sering terapi ke psikiater. Gora menjelaskan bahwa dirinya sama sekali tidak
trauma dan tidak merasa gangguan mental akibat refleksi yang dulu diberikan
oleh Bu Prani kepadanya. Alasan Gora sering ke psikiater yaitu karena semenjak
refleksi yang diperoleh dari Bu Prani, Gora menjadi suka bahkan gemar ke makam.
Makam menjadi tempat refreshing
baginya. Ia menjadi lebih tenang dan damai jika berada di makam karena tidak
ada kebisingan. Dirinya juga lebih suka kesendirian dan mampu memaknai hakikat
kehidupan. Hal tersebut mungkin dianggap tidak wajar bagi kebanyakan orang,
maka dari itu Gora ingin berkonsultasi kepada psikiater mengenai kewajaran
tindakannya itu. Gora hanya mau menceritakan hal tersebut kepada Bu Prani saja
dan tidak mau membuat video klarifikasi mengenai tanggapan netizen yang buruk
kepada Bu Prani akibat videonya. Dia merasa malu jika kebiasaan sehari-harinya
diketahui oleh publik. Bu Prani pun memutuskan untuk keluar dari sekolah karena
merasa bahwa dirinya sudah dinilai jelek oleh pihak sekolah dan memilih untuk
mengundurkan diri.
C. Kelebihan
Film Budi Pekerti mengangkat isu dan
permasalahan yang dekat dengan semua orang. Film Budi Pekerti menyajikan
berbagai pesan moral yang dapat dijadikan renungan bagi seluruh lapisan
masyarakat. Film tersebut mengangkat permasalahan yang diakibatkan dari media
sosial. Film ini mampu mengajarkan kepada kita untuk tidak mudah menerima
berita dan informasi yang berasal dari media sosial begitu saja. Kita perlu
menyaring dan mencari tahu kebenaran dari berita tersebut agar tidak
menimbulkan hoax. Alurnya terasa begitu mengalir karena ceritanya sangat relate dengan keadaan saat ini. Hasil
ketikan jari netizen menjadi penentu nasib seseorang. Nasib seorang guru BK
yang memiliki budi pekerti baik dan merupakan seorang kandidat calon wakil
kepala sekolah karirnya hancur karena video hoax 20 detik yang tersebar. Wregas
Bhanuteja membawakan narasi dengan beragam cara. Wregas selalu menunjukkan
bahasa visual yang menampilkan ringlight,
hujan, serta nuansa warna kuning dan biru yang muncul dalam setiap adegan.
Terdapat makna tersirat yang terdapat dalam semua objek yang ditampilkan dalam
film ini.
D. Kekurangan
Ending
cerita dari film ini terasa
kurang lengkap dan menggantung. Film berakhir dengan Bu Prani yang mengundurkan
diri dari sekolahannya dan seluruh keluarga Bu Prani memutuskan untuk pindah
rumah karena tidak mampu membayar kontrakan. Banyak konflik yang belum terselesaikan
dan benar-benar rampung. Masalah Bu
Prani yang belum terbuka titik terangnya membuat saya sebagai sudut pandang
penonton merasa kecewa. Dalam film ini seolah tidak menghadirkan statemen bahwa
“kebenaran akan selalu menang dan kejahatan akan selalu musnah dan kalah”.
Kebaikan dan jerih payah Bu Prani mengajar selama 20 tahun tidak terbayarkan
dan justru perundungan di media sosial yang ia dan keluarganya terima. Pelaku
penyebar hoax pun tidak mendapatkan
balasan atas kejahatan yang ia lakukan.
E. Simpulan
Film ini sangat cocok untuk ditonton
oleh semua kalangan masyarakat karena mengangkat permasalahan yang dekat dengan
semua orang. Film ini secara terang-terangan mengkritik sampah pengguna
internet yang sering termakan hoax
dan mudah tersulut emosi karena konten yang tidak tahu kebenaran dan duduk
perkaranya. Film ini mengajarkan kepada
kita untuk pandai dalam memposting dan memberi komentar di postingan
orang. Film ini juga mampu mengajarkan kepada kita agar menjadi pengguna media
sosial yang lebih bijak dan menyaring kebenaran dari setiap informasi yang ada.
emang sekeren itu filmnya, ga heran kalo ngeborong penghargaan
BalasHapusKerenn film nya saya sudah menonton😍
BalasHapuskeren banget filmnya ditunggu resensi berikutnya mbak. agendakan nonton bareng
BalasHapusWah tidak heran ini kalau filmnya mencuat
BalasHapusIzin buat dijadiin referensi tugasku ya kak, terima kasih
BalasHapusfilmnya bagus keren, tapi endingnya masih abu-abu huhu, harus nunggu lagi
BalasHapusYaah ngga sempet nonton kemarin
BalasHapusFilmnya baguss
BalasHapusPenting banget nonton film ini buat meningkatkan budi pekerti kita
BalasHapus