Review Novel "Sabda Palon: Tonggak Bumi Jawa"
SABDA PALON: TONGGAK BUMI JAWA
DamarShashangka
A. Identitas Buku
Pengarang : Damar Shashangka
Penerbit : Dolphin
Tahun Terbit : 2015
ISBN : 978-602-72793-0-8
Tebal Buku : 451 halaman
B. Ringkasan Buku
Buku
ini menceritakan tentang kisah perjalanan kehidupan tokoh pendiri bumi Jawa.
Berawal dari kisah seorang santri yang ternyata seorang waliyullah. Sosok
tersebut ialah Raden Paku yang merupakan salah satu santri di pesantren
Ngampeldenta yang berasal dari Girisik. Raden Paku ialah anak angkat Nyi Gedhe
Pinatih. Saat itu Kangjeng Susuhunan Ing Ngampeldenta dan Kangjeng Susuhunan
Ing Kapasan melihat pancaran cahaya di tengah kegelapan malam yang berasal dari
tubuh Raden Paku ketika dirinya tertidur di emperan tajuk pesantren. Cahaya
tersebut menunjukkan cahaya seorang waliyullah. Raden Paku lah yang nantinya
akan menjadi seorang paku atau pasak agama Islam di tanah Jawa.
Terdapat
kisah penyergapan terhadap rombongan Dewi Amarawati yang membuat keresahan di
Kerjaan Keling. Dewi Amarawati yang berniat untuk pergi ke pesanggrahan baru
yang dibangun di lereng Gunung Arjuna mendadak dihadang oleh segerombolan
manusia bercadar. Saat itu Dewi Amarawati bersama putri sulungnya yakni Dyah
Hayu Ratna Pambayun. Dyah Hayu Ratna Pambayun kala itu masih bayi, meski demikian ia sudah dibuatkan sebuah
pesanggrahan khusus untuk dirinya. Bhre Kertabhumi yang merupakan Penguasa
sekaligus suami Dewi Amarawati yang mendengar kabar tersebut naik pitam.
Meskipun dikabarkan bahwa istri beserta anaknya berhasil selamat dari
penghadangan gerombolan bercadar tersebut, Bhre Kertabhumi tetap menelusuri
siapa dalang di balik peristiwa tersebut. Ia menduga bahwa penghadangan
tersebut tentu mengincar putrinya, Dyah Hayu Ratna Pambayun sebab ia yang akan
menjadi penguasa Keling di kemudian hari. Bhre Kertabhumi memiliki firasat
bahwa pelakunya ialah Bathara Ring Majapahit, Kedhaton Pandhan Salas, dan
Kedhaton Matahun.
Bhre Kertabumi akhirnya memerintahkan
kepada beberapa pasangguhannya untuk menelisik dalang di balik penghadangan
istri dan anaknya tempo hari. Pasungguhan tersebut antara lain Arya Sumangsan
dan Arya Pekik yang mendapatkan tugas untuk menyusup ke Kedhaton Pandhan Salas.
Arya Patarka dan Arya Bacuk mendapatkan tugas untuk menyusup ke Kedhaton
Matahun. Adapun Arta Bangah, Arya Gajah Para, dan Arya Seger mendapatkan tugas
untuk menyusuk ke Kedhaton Majapahit. Seluruh pasungguhan tersebut harus mampu
menelisik dan mengumpulkan berita secara sembunyi-sembunyi hingga mendapat
petunjuk sesuai yang diperintahkan oleh Bhre Kertabumi. Berkat kecerdasan dan
kelincahan para pasungguhannya, dalang dari penghadangan Dewi Amarawati dan
anaknya pun terkuak. Pasungguhan Bhre Kertabumi mengatakan bahwa Pandhan Salas
yang menjadi otak dari penghadangan itu. Selain itu mereka juga membawakan
berita tentang Matahun yang merupakan biang keladi dari peristiwa percobaan
pembunuhan Anakmas Supwabhawa. Titik terang itu membawa kesimpulan bahwa saat
ini ada 3 pihak yang sedang mengincar takhta Majapahit. Sabda Palon mengatakan
kepada Bhre Kertabumi bahwa ialah yang nantinya mampu mengantarkan keruntuhan
Majapahit demi kejayaan Nusantara.
Tak berselang lama Dewi Amarwati mengandung anak kedua dari Bhre Kertabhumi. Anak keduanya lahir berjenis kelamin laki-laki sesuai keinginan Dewi Amarawati dan sang suami. Anak tersebut ia beri nama Raden Bondhan Sariti. Dewi Amarawati sengaja memberi nama anak keduanya dengan nama tersebut sebab sebagai wujud penyesalannya terhadap Raden Bondhan Kajawen. Raden Bondhan Kajawen merupakan anak Bhre Kertabumi bersama seorang wanita pertapa yang tinggal di Mandhala Sagara Dalem yang bernama Bondrit Cemara atau biasa dipanggil Wandhan Kuning. Dewi Amarawati mendapatkan berita bahwa suaminya memiliki istri secara diam-diam ketika mengandung Raden Bondhan Sariti. Dewi Amarawati sempat marah kepada suaminya akibat hal tersebut, namun beruntungnya Bhre Kertabumi mampu memberikan pengertian kepada sang istri. Dan akhirnya ketika kelahiran putra kedua mereka, Dewi Amarawati memberikan nama putranya mirip seperti putra Wandhan Kuning. Kelak putra dari Raden Bondhan Kajawen melalui pernikahannya dengan Rara Nawangsihlah yang akan menjadi penguasa Jawa. Sebab sebelumnya memang sudah diramalkan bahwa putra Bhre Kertabumi adalah tonggak bumi Jawa sesudah kehancuran Majapahit. Dan sosok yang dimaksud ialah Raden Bondhan Kajawan.
C. Ulasan terhadap
Pengarang dan Posisinya dalam Konteks Sastra Indonesia
Damar Shashangka lahir di Malang pada 8 April
1980. Beliau merupakan pengarang yang berasal dari keluarga Kejawen. Hal itulah
yang yang melatar belakangi dirinya tertarik dengan hal-hal mistisme dan
spiritualitas sejak beliau kecil. Ketika masih berusia belasan tahun, ia berkeinginan
untuk menulis banyak buku tentang sejarah dan ajaran-ajaran nusantara. Usia
yang cukup muda untuk memikirkan suatu karya besar. Damar Shashangka begitu
tertarik menggeluti seluk beluk dan tradisi Jawa. Damar Shashangka merupakan penulis novel sejarah yang sangat produktif. Beliau mulai dikenal di
belantika sastra sejarah Indonesia setelah menulis novel berseri debutnya yakni
Sabda Palon, tentang masa akhir Kerajaan Majapahit dan berkuasanya Islam di
Nusantara. Berkat karyanya tersebut ia memperoleh banyak pujian oleh khalayak dan karyanya
dijadikan referensi berharga tentang sejarah Nusantara beserta ajaran-ajaran
kunonya. Selain menulis novel, Damar Shashangka juga aktif menjadi penerjemah
dan pengulas naskah-naskah klasik Jawa seperti Darmagandhul, dan yang sudah berhasil diterjemahkannya antara
lain Ilmu Jawa Kuno (Sanghyang Tattwajñāna Nirmala Nawaruci), Gatholoco
(Rahasia Ilmu Sejati dan Asmaragama), dan Induk Ilmu Kejawen (Wirid Hidayat
Jati).
Karya-karya lain
dari Damar Shashangka
1.
Sabda Palon 1: Kisah
Nusantara Yang Disembunyikan (2011)
2.
Sabda Palon 2: Roh
Nusantara dan Orang-Orang Atas Angin (2011)
3.
Sabda Palon 3: Geger
Majapahit (2011)
4.
Sabda Palon 4: Pudarnya
Surya Majapahit (2011)
5.
Sabda Palon 6:
Sandyakala Wilwatikta (2019)
6.
Darmagandhul (2011)
7.
Wali Sanga (2012)
8.
Gatholoco (2013)
9.
Induk Ilmu Kejawen
(2014)
10. Ilmu Jawa Kuno (2015)
11. Rara Anggraeni (2016)
12.
Suluk Tambangraras
(2016)
13. Ken Angrok (2019)
14. Serat Dewa Ruci (2019)
15. Galuh Candrakirana (2019)
16. Lemah Abang (2020) dll.
D. Posisi Karya Tersebut dalam Dunia
Sastra Indonesia
Novel Sabda Palon 5: Tonggak Bumi Jawa
karya Damar Shashangka merupakan novel yang berisi perjalanan sejarah
nusantara. Dalam novel ini menceritakan tokoh yang terlibat dalam berdirinya
tanah Jawa sebagai tonggak bersatunya nusantara. Novel berkategorikan sejarah
Indonesia ini menjadi salah satu novel best seller dari karya Damar Shashangka.
Damar Shashangka yang dikenal khalayak sebagai penulis buku spiritualitias
kejawen seperti Sabda Palon, Darmagandhul, dan Serat Dewa Ruci ini membuat
penikmat sastra ingin mengoleksi bukunya full series sebab beberapa karya
beliau hadir dengan lebih dari 1 seri, misalnya saja novel Sabda Palon. Sabda
Palon memiliki 6 seri yang membuat penikmat sastra menjadi tidak lengkap
rasanya jika tidak membaca seluruh serinya. Hal tersebut dikarenakan antara
seri yang satu dengan lainnya saling berkaitan dan alur ceritanya
sambung-menyambung.
E. Resepsi Pembaca dan Tanggapan
Masyarakat terhadap Karya
Novel Sabda Palon 5: Tonggak Bumi Jawa
karya Damar Shashangka merupakan novel yang menceritakan sejarah berdirinya
tanah Jawa setelah runtuhnya kerajaan Majapahit. Novel ini sangat berguna di
era milenal agar anak bangsa tidak lupa akan sejarah. Banyak keteladanan dari
tokoh yang dapat diambil dari novel ini. Namun sayangnya novel ini agak sulit
dipahami bagi pembaca pemula ataupun pembaca yang kurang teliti dalam memahami
alurnya. Sebab alur yang digunakan dalam novel dari tiap sub judulnya selalu
berganti secara random. Tetapi sebenarnya sub judul yang acak tersebut akan
terlihat berkesinambungan. jika semua halaman sudah terbaca. Pada halaman 22
paragraf ke dua yang berbunyi “Para prajurit dalam jajaran cakra wyuha
mempersiapkan diri. Mereka sama sekali tidak bergerak dari...” terdapat
pengulangan penulisan kembali di paragraf ke tiga. Hal tersebut terjadi
kemungkinan kesalahan dalam penulisan yang tidak sengaja ke copast sehingga menyebabkan pengulangan
paragraf. Kondisi demikian mengakibatkan ketidaknyaman dan kebingungan bagi
pembaca karena kalimat yang terulang-ulang menyebabkan maksud dari bacaan
kurang tersampaikan dengan baik. Selebihnya novel ini sangat cocok dibaca oleh
seluruh kalangan masyarakat untuk menambah wawasan tentang sejarah Indonesia sekaligus
sarana menghormati kerja keras para leluhur yang telah menyatukan nusantara
dengan diawalinya berdirinya tanah Jawa. Pembaca dimudahkan dalam mengetahui
silsilah dari para tokoh dengan adanya bagan pada halaman 449-450, sebab tanpa
bantuan bagan tersebut pembaca akan kesulitan menghubungkan silsilah antar
tokoh dikarenakan banyaknya tokoh yang terlibat di dalamnya. Selain itu,
pengarang juga mencantumkan gambar wilayah kekuasaan Majapahit, denah keraton
Majapahit, dan kota-kota di Jawa pada tahun 1400 Masehi untuk mempermudah
pembaca dalam menginterpretasikan letak tiap daerah dan kerajaan pada masa itu.
Selain itu, terdapat tanggapan
masyarakat umum mengenai karya Damar
Shashangka yang berasal dari berbagai media sosial seperti twitter, youtube, dan
ulasan review shopee sebagai berikut:
Goodreads.
2022. Damar Shashangka, Books. Diakses
dari https://www.goodreads.com/author/show/4622054.Damar_Shashangka
pada
3 Juni 2023.
PhilFest.
2020. Damar Shashangka. Diakses dari http://philofest.id/speaker/damar-shashangka/
pada 3 Juni 2023.
Shashangka,
Damar. 2015. SABDA PALON: Tonggak Bumi Jawa. Dolphin: Banten.
soft filenya dapet dari mana kak? pengen bacaa
BalasHapusLengkap sekali ulasan reviewnya, bisa dijadikan referensi mengerjakan tugas
BalasHapus