Naskah Drama "Dilarang Menyanyi Di Kamar Mandi"

 

Sumber: https://balaiyanpus.jogjaprov.go.id/

DILARANG MENYANYI DI KAMAR MANDI

-Nisa-

Diadaptasi dari cerpen karya Seno Gumira Ajidarma

OPENING

MUSIK ROMAN. SOPHIE DAN KEKASIHNYA MARCO, SEDANG MENUJU KE PERKAMPUNGAN TEMPAT KOS SOPHIE. MARCO MENGANTARKAN SOPHIE UNTUK PINDAHAN KE KOS TERSEBUT. DI DALAM PORSCHE, SOPHIE TAMPAK BERSANDAR DI BAHU MARCO YANG SEDANG MENYETIR MOBIL.

 

SOPHIE (Menggengam sembari mengusap lembut telapak tangan kiri Marco yang berada di dekat rem)

Kita akan berpisah jauuuuhh sekali. Kamu kuliah S2 di Paris, sedangkan aku bekerja di kampung. Pasti kita akan susah untuk bertemu nantinya.

MARCO

Namanya juga sekolah, katanya tuntutlah ilmu sampai ke Negeri Cina. Nah, boleh dong kalo aku nuntutnya sampai ke Perancis, hihihi. Kamu di sana pun pasti akan dapat pengalaman berharga, Sophie.

SOPHIE

Tapi... kalau aku lantas jadi kampungan bagaimana?

MARCO

Aaahhh, apalah arti semuanya itu? Itu hanya istilah-istilah politis. Suatu kelas akan mengatakan kelas lain “kampungan” untuk mengangkat kelasnya sendiri, begitupun kelas lain yang mengatakan kelas itu “borju”. Kita harus bebas dari mitos-mitos itu! Lagi pula aku tak terlalu mempedulikan hal semacam itu.

SOPHIE

Ah sa ae. Ya udah deh iya, capek nih debat mulu perasaan.

MARCO (Mengelus gemas rambut Sophie)

Hahaha. Siapa juga yang mulai, Sayang.

SOPHIE (Sophie merengkuh leher Marco. Keduanya berciuman amat dalam, namun tidak lama)

I will miss U, By!

MARCO (Menggoda Sophie)

Me too, Honey. Pertemuan terakhir begini seharusnya kamu ajak aku naiiiikk...

SOPHIE (Tersipu malu)

Husss!!

 

SESAMPAINYA DI DEPAN TERAS KOS, SOPHIE DISAMBUT OLEH IBU SALEHA, SANG PEMILIK KOS. SOPHIE MENGEMASI TASNYA LALU MEMBUKA PINTU MOBIL. TAMPAK SOPHIE KELUAR MENGENAKAN GAUN YANG MENJADI DRESS CODE MENONTON KONSER MUSIK KLASIK. SETELAH SELURUH BARANGNYA KELUAR DARI MOBIL, SOPHIE MEMBERIKAN KISS BYE KE BIBIR MARCO TANDA PERPISAHANNYA DENGAN SANG KEKASIH.

 

PAGI HARINYA, PARA PEKERJA BEREBUT NAIK BUS KOTA, BEGITU PULA SOPHIE. BUS PENUH, SOPHIE PUN BERDIRI. TANPA DIDUGA SEBUAH TANGAN TERULUR DARI BELAKANG MEREMAS PANTAT SOPHIE. DENGAN SIGAP SOPHIE BERBALIK BADAN UNTUK MENGETAHUI SANG PELAKU. NAMUN, TANGAN PELAKU CEPAT SEKALI DITARIK KEMBALI. SOPHIE MENGAMATI SEKELILINGNYA. DI DEKATNYA TIDAK ADA SEORANG PUN YANG MENCURIGAKAN, SEBAB EMPAT PENUMPANG YANG DUDUK DI BELAKANGNYA ADALAH NENEK-NENEK, PEREMPUAN BERJILBAB, ANAK PEREMPUAN KECIL, DAN SEORANG BIARAWATI. TAK BERSELANG LAMA ADA SEORANG PENGAMEN MASUK KE BUS ITU.

 

PENGAMEN (Menyanyi sambil menggenjreng kencrungnya)

Jangan bicara soal idealisme

Mari bicara berapa

banyak uang di kantong kita

Jangan bicara soal runtuhnya moral

Mari bicara

tentang harga diri yang tak ada arti

 

SOPHIE TAMPAK MENYUKAI LAGU TERSEBUT. IA HENDAK MENGULURKAN UANG RP. 10.000 KEPADA PENGAMEN. TAPI, TIBA-TIBA IA MERASA ADA TANGAN YANG MENGGERAYANGI PANTATNYA KEMBALI. SECEPAT KILAT SOPHIE BERBALIK BADAN DAN TAK SEMPAT MEMBERIKAN UANG KEPADA PENGAMEN.

 

SOPHIE

Sialan! Siapa yang tangannya gerayangan?

 

PARA PENUMPANG TIDAK ADA YANG MENCURIGAI HAL ANEH TERSEBUT. SOPHIE MERASA GERAM DAN MEMUTUSKAN UNTUK TURUN DARI BUS. TERNYATA SANG PENGAMEN PUN IKUT TURUN MEMBUNTUTI SOPHIE.

 

PENGAMEN (Mengejar Sophie dan melambaikan tangan)

Mbak! Mbak! Mbak! Tunggu Mbak!

SOPHIE

Oh iya, Mas. Uangnya masih saya pegang.

PENGAMEN

Saya bukan mengejar uangnya, Mbak. Saya tahu siapa tadi pelakunya.

SOPHIE

Hah? Kok nggak bilang dari tadi. Kamu nyanyi lagu Iwan Fals giliran suruh ngomong jujur, bungkem!

PENGAMEN (Nyengir sambil garuk-garuk topi yang dikenakannya)

Yaaa...

SOPHIE (Mengulurkan uang)

Yang mana orangnya?

PENGAMEN (Membayangkan bagaimana tangan cabul itu terulur)

Nenek setengah baya yang duduk di belakang mbak tadi.

SOPHIE (Kaget dan geleng-geleng kepala)

Nenek setengah baya itu? Gila! Orang Jakarta sudah gila! Bisa-bisanya pelakunya nenek-nenek.

 

SEPULANG KERJA DARI KANTOR SOPHIE TAMPAK LESU, BUKAN HANYA KARENA KERJA SEHARIAN, TETAPI JUGA KARENA GENCETAN DALAM BUS KOTA YANG MEMBUATNYA SERASA HAMPIR GEPENG. SOPHIE INGIN MANDI SEKEDAR MENYEGARKAN TUBUHNYA YANG NAMPAK LELAH DAN BERCUCURAN KERINGAT. TANPA SEPENGETAHUAN SOPHIE, TERNYATA PARA SUAMI SUDAH SIAP UNTUK MENANTI DAN MENGINTIP DARI BALIK DINDING KAMAR MANDI ITU. MEREKA BERSANDAR DI BALIK DINDING DAN BERKONSENTRASI. PARA SUAMI MENDENGAR SOPHIE YANG MULAI BERSENANDUNG SERTA SUARA RESLETING YANG AKAN TERBUKA. TERBAYANG OLEH MEREKA GAMBARAN SOPHIE TANPA SEHELAI KAIN PUN.

 

SOPHIE (Menyanyi di dalam kamar mandi dengan suara serak basahnya)

Hey sayangku

Kau lakukanlah diriku

Seperti seorang ratu

Ku ingin dimanjakanmu

 

Emang lagi manja

Lagi pengen dimanja

Pengen berduaan dengan dirimu saja

Emang lagi syantik

Tapi bukan so syantik

Syantik-syantik gini hanya untuk dirimu

 

SUAMI 1 (Menggigit bibir bawahnya)

Huahh, lihat dia sudah mau mandi.

SUAMI 2 (Meliuk-liukkan tangan)

Hihihi, kebayang. Tubuhnya... Sintal.

SUAMI 3 (Menutup kedua matanya sambil menggeleng-gelengkan kepala)

Ssstt, ssstt. Ahh, dengerin suara resletingnya udah kebuka.

SUAMI 4 (Nabok suami 4 sembari tangannya membentuk celana dalam)

Sepertinya celana dalemnya udah melorot.

SUAMI 5 (Mengepal-ngepalkan kedua tangannya pelan)

Branya udah lepas.

SUAMI 1

Jebar-jebur airnya itu loh.

SUAMI 2 (Menutup mulutnya menggunakan kedua tangan menahan tawa)

Eh eh eh bentar, dia lagi ngusep-ngusep tubuhnya pakai sabun. Kalo gue yang ngusepin kira-kira gimana ya?

SUAMI 3

Seegeeerrrr. Pengen gue eksekusi on the spot, di dalem kamar mandi.

SUAMI 4

Ahh, suaranya. Kalo main pasti ndesahnya bikinnn, uuuuhhh merinding.

SUAMI 5 (Mengelus dinding kamar mandi)

Posisi paling enak pas lagi mandi tu ya posisi.... 

 

MALAM HARINYA, GANG DI PERKAMPUNGAN ITU KEMBALI SEPI. DI KAMAR TIDUR MASING-MASING KEMBALI TERJADI HAL YANG TIDAK MENGENAKKAN DI HATI IBU-IBU. SUAMI MEREKA BEGITU DINGIN BAHKAN SAMA SEKALI TIDAK MAU MENJAMAH MEREKA SEMENJAK KEDATANGAN SOPHIE DI KAMPUNG ITU.

 

IBU 1 (Mengelus-elus tangan suaminya)

Pak, ayok! Kita kan lama udah nggak ehem-ehem.

SUAMI 1 (Membalikkan badan membelakangi tidurnya sang istri)

Lagi nggak mood, Buk.

IBU 1

Ih, kamu  apa nggak pengen?

SUAMI 1

Besok lagi aja.

***

IBU 2

Mas, masuk kamar yuk!

SUAMI 2 (Asyik nonton TV)

Aduuuhhh, masih seru nih.

IBU 2 (Mengusap pundak suaminya)

Malam jumat loh ini, Mas.

SUAMI 2

La terus?

***

IBU 3

Mas, udah tidur po? Capek ya? Sini aku pijitin.

SUAMI 3 (Memejamkan mata, setengah tidur sambil menunjuk pahanya)

Hmm iya, capek banget. Pijit bagian sini!

IBU 3 (Memijit paha suaminya)

Yang mana? Sini? Enak?

SUAMI 3 (Mengigau)

Nah, enak enak enak. Hmmm Sophie...

IBU 3 (Merasa kesal lalu mencubit kasar perut suaminya)

Heh! Dasar, laki-laki nggak tau diri!

***

IBU 4 (Menggendong bayinya yang sudah tidur pulas)

Pak, adik udah tidur deh kayaknya.

SUAMI 4 (Menepuk kasur di sebelahnya)

Ya udah tidurin di sini!

IBU 4 (Meletakkan anak ke kasur)

Abis ini mau nggak? Aku lagi pengen.

SUAMI 4

Aaahh, ngantuk aku, Buk. Besok kan masih ngecor di toko seberang jalan.

***

IBU 5 (Mematikan radio)

Udah napa sih, Mas?

SUAMI 5

Loh, kok dimatiin sih?

IBU 5 (Bersandar dan memeluk suaminya)

Aku pengen itu, Mas.

SUAMI 5

Apa sih, ngelendot-ngelendot kayak anak kecil.

IBU 5

Nggak sayang apa sama bini? Dianggurin mulu.

SUAMI 5

Haess, aku tu habis ini mau kumpul ke pos ronda sama bapak-bapak.

 

NAMPAK KEGIATAN PAGI SAAT ITU. TUKANG SAYUR YANG BERHENTI DI DEKAT RUMAH IBU SALEHA DAN GEROBAKNYA DIKERUMUNI PARA IBU. IBU-IBU ITU KEBANYAKAN MENGENAKAN DASTER KUMAL, ADA YANG MENGENAKAN KAOS OBLONG DILILIT KAIN, MEMAKAI CELANA KOLOR, DAN SERBA-SERBI BUSANA RUMAH YANG BEGITU HAMBAR. MEREKA ASYIK MEMILIH SAYURAN.

 

IBU 1

Nggak ada pete, Bang?

TUKANG SAYUR

Wah, pete kosong.

IBU 2

Bang, tomatnya boleh deh.

TUKANG SAYUR

Berapa bu? Masih seger-seger tomatnya.

IBU 3

Bang, ikan teri pesenan gue kemaren mana?

IBU 4

Kobisnya layu amat si, Bang.

IBU 5

Cabai keritingnya sama cabai rawitnya 5 rebu aja sini.

TUKANG SAYUR

Siap. Sabar ya, Bu-ibu.

 

DI TENGAH ASYIKNYA BERBELANJA SAYUR, IBU-IBU MULAI MEMBAHAS KELUH KESAH MEREKA MASING-MASING SAAT ITU.

 

IBU 1

Persetan! Laki gue nggak bisa ehem-ehem lagi semalem. Tau pikirannye kemane.

IBU 2

Iye, laki gue juga. Kaga pernah nempel-nempel sekarang.

IBU 3

Laki gue tidurnya awal banget akhir-akhir ini.

IBU 4

Sama banget kayak laki gue. Dia ogah-ogahan kalau diajakin main sekarang.

IBU 5

Betul, Ibu-ibu juga ikut merasakan to? Suami saya tiap ditowel nggak pernah ngerespon.

 

DI SELA-SELA RUMPIAN IBU-IBU, SOPHIE PUN MUNCUL DARI DALAM KOS DENGAN SENYUM MEREKAH DI BIBIR MERAHNYA YANG LEMBAB. SOPHIE BERBUSANA LAYAKNYA PEKERJA KANTOR, ROK SPAN SAMPAI KE LUTUT DAN BERSEPATU TINGGI. SOPHIE MELEWATI IBU-IBU YANG SEDANG MENGERUMUNI TUKANG SAYUR DENGAN MEMBAWA TAS KANTOR YANG SANGAT FASHIONABLE DI BAHU KIRINYA. LANGKAHNYA CEPAT HINGGA BERBUNYI TAK TAK TAK DARI SEPATUNYA SEBAB TAKUT TERLAMBAT. SOPHIE BERJALAN MENDEKATI KERUMUNAN IBU-IBU.

 

IBU 1 (Memberi kode)

Ssst! Ssst! Ssst!

IBU 2

Tuh, biang keroknya tuh.

IBU 3

Sok kecantikan banget si.

IBU 4 (Melengos)

Memang cantik si, Bu. Tapi tetep aja, saya juga sebel sama dia.

SOPHIE (Tersenyum ramah)

Permisi...

 

IBU-IBU MINGGIR TANPA MENJAWAB. MEREKA MENAHAN AMARAH KEPADA SOPHIE SEMBARI NGEDUMEL SENDIRI. SOPHIE MELANGKAH CEPAT TANPA PEDULI, EKSPRESI WAJAHNYA NAMPAK SERIUS SEAKAN SUDAH TERBAYANG TENTANG PEKERJAANNYA DI KANTOR NANTI.

 

IBU 1

Hiiiihh, sebel banget gue ngeliat dia.

IBU 2

Iya, suami kita jadi dingin di ranjang gegara siapa lagi, kalo bukan dia!

IBU 3

Emang, waktu laki gue orgasme, eh dia teriak, “Aaaahhh, Sophie!”

IBU 4

Nggak bener emang. Heran, kok bisa suami kita pada begitu.

IBU 5

Iye, kagak mungkin dong kalo kagak ada sebabnya. Orang kalo mandi ya mandi aja napa si. Pakai nyanyi-nyanyi segala.

IBU 1

Kita harus berbuat sesuatu, kalau enggak lama-lama bisa kering gue. Kayak oli yang kaga pernah diganti. Tandus!

IBU 2

Ya. Kita harus berbuat sesuatu, Bu-ibu.

IBU 3

Lapor Pak RT saja bagaimana?

IBU 4

Setuju! Ayo kita lapor Pak RT saja. Biar dibasmi tuh si perempuan penggugah hasrat suami orang.

IBU 5

Diusir saja, Sophie tu.

IBU 1, 2, 3, 4 (Menyahut bersamaan)

Setuju!

IBU 5

Sudah, ayo! ayo! ayo!

 

IBU-IBU AKHIRNYA SEPAKAT MENDATANGI RUMAH PAK RT. MEREKA TERIAK BERSAHUT-SAHUTAN MEMANGGIL PAK RT. PAK RT YANG SEDANG TIDUR SIANG TERKEJUT MENDENGAR SUARA GADUH DARI LUAR RUMAHNYA. IA PUN BERGEGAS KELUAR UNTUK MENGETAHUI SUMBER SUARA TERSEBUT.

 

 

IBU 1

Nah, ini dia orangnya!

PAK RT

Aduh, ada apa ini? Cuaca panas begini kok rame-rame datang ke rumah saya?

IBU 2

Pak RT bagaimana ini? Ibu-ibu resah karena suami kami akhir-akhir ini begitu dingin di ranjang.

PAK RT

Hah? Bagaimana? Dingin di ranjang? Memangnya kenapa?

IBU 3 (Merintih)

Pak... Perempuan itu...

PAK RT

Perempuan siapa?

IBU 4

Ituuuu, yang ngekos di tempat Bu Saleha.

PAK RT (Kebingungan)

Wah, saya tidak tahu. Kenapa dia? Apa hubungannya dengan suami kalian yang dingin di ranjang?

IBU 5 (Terbata-bata)

Dia... dia...

PAK RT

Dia kenapa?

IBU 3

Dia membuat hidup kami...

IBU 5 (Menahan tangis)

...tidak harmonis

 

IBU 3 DAN IBU 5 MENANGIS, IBU-IBU LAINNYA BERUSAHA MENENANGKAN NAMUN MASIH TERSULUT AMARAH DAN MENCOBA MENJELASKAN PERMASALAHANNYA KEPADA PAK RT.

 

PAK RT (Turut iba)

Tenang, Bu. Tenang, coba jelaskan pelan-pelan. Kalau sambil nangis nanti persoalannya tidak jelas.

IBU 1

Kami hanya ingin lapor, gara-gara perempuan yang tinggal di kos Ibu Saleha itu, dia membuat kehidupan rumah tangga kami jadi terganggu.

PAK RT

Terganggu? Maksudnya?

IBU 2

Perempuan yang ngekos di tempat Ibu Saleha itu selalu menyanyi kalau sedang mandi.

PAK RT

Menyanyi? Loh memangnya kenapa? Cuma menyanyi to?

IBU 4

Suami-suami kami suka mendengarkan perempuan itu menyanyi ketika sedang mandi. Mereka tahu betul, jam berapa perempuan itu mandi.

IBU 1

Ya, bahkan mereka tahu apa saja yang terjadi di dalam kamar mandi itu. Itu mengganggu keharmonisan rumah tangga kami, Pak RT!

PAK RT

Loh, kok bisa?

IBU 2

Aduuh, Pak RT belum denger sendiri sih! Suaranya tu sexy, serak-serak basah gitu pak.

PAK RT

Memangnya kenapa kalau suaranya sexy?

IBU 4

Soalnya kalau mendengarkan suaranya itu orang-orang bisa langsung membayangkan adegan-adegan erotis, Pak.

PAK RT

Itu berarti imajinasi suami kalian saja yang berlebihan, orang menyanyi masa dibayangkan sebagai adegan erotis.

IBU 3 (Sehabis menangis masih terbata-bata)

Pak RT, apa Pak RT tidak tahu yang dimaksud adegan-adegan erotis? Apa Pak RT tidak tahu dampaknya bagi kehidupan keluarga?

IBU 5

Apa Pak RT selama ini buta? Kalau hampir semua suami di gang ini menjadi dingin di tempat tidur.

IBU 1

Pak, tolonglah!  Masa cuma gara-gara nyanyian seorang perempuan yang tinggal di kos Ibu Saleha jadi membuat kehidupan seksual warga harus terganggu?

IBU 5

Sampai kapan semua ini akan berlangsung? Kami ibu-ibu sepanjang gang ini sudah sepakat, perempuan itu harus diusir!

Pak RT

Lho, lho, lho, sabar dulu Ibu-ibu! Semuanya harus dibicarakan baik-baik. Jangan main hakim sendiri. Dia kan tidak membuat kesalahan apa-apa. Dia cuma menyanyi di kamar mandi. Yang salah adalah imajinasi suami Ibu-ibu sendiri, kenapa harus membayangkan adegan erotis hanya karena mendengar suara nyanyian? Banyak loh penyanyi jazz suaranya serak-serak basah, tapi nyatanya tidak menimbulkan masalah kan? Padahal lagunya sudah tersebar ke seluruh dunia.

IBU 2

Itu beda, Pak. Mereka tidak menyanyikannya di kamar mandi dengan bunyi resleting celana.

IBU 4

Nyanyiannya di kamar mandi itu yang berbahaya. Sebab ada unsur telanjangnya, Pak! Porno!

IBU 1

Pokoknya kalau Pak RT tidak segera mengambil tindakan, kami sendiri yang akan beramai-ramai melabraknya. Mari Ibu-ibu, kita pulang!

PAK RT

Haaduuuh, ada-ada saja masalah di kampungku ini.

 

SEPULANG KERJA, SOPHIE MELEWATI GANG ITU MENUJU KOSNYA. MULUT GANG YANG PENUH DENGAN ANAK-ANAK KECIL BERLARI KE SANA-KEMARI. IBU-IBU MASIH SAJA BERDASTER, BERGULUNG KERITING, DAN BERKAOS OBLONG SERTA DILILIT KAIN SARUNG. SOPHIE MELEWATI KERAMAIAN GANG ITU. IBU-IBU MENDENGUS DAN MEMBUANG MUKA SETIAP KALI SOPHIE MELEWATINYA, TETAPI SOPHIE TIDAK MEMPERHATIKAN HAL ITU. DARI RUMAHNYA, PAK RT TIBA-TIBA MELIHAT SOPHIE LEWAT DAN BERUSAHA MEMANGGILNYA UNTUK MENGUTARAKAN LAPORAN DARI IBU-IBU.

 

PAK RT (Tangan melambai)

Nak Sophie! Nak Sophie! Tunggu, Nak!

SOPHIE

Ya, Pak?

PAK RT

Nak Sophie ada waktu? Saya mau membicarakan sesuatu dengan Nak Sophie.

SOPHIE

Perihal apa pak? KTP yang waktu itu?

PAK RT

Oh bukan, ini urusan lain.

SOPHIE

Oh begitu, ya udah Pak. Apa boleh saya pulang sekedar mandi dulu?

PAK RT (Setengah terkejut)

Weloh, tidak usah, Nak. Ini cuma sebentar saja.

SOPHIE

Baik kalau begitu. Berbicara soal apa ya, Pak kira-kira?

PAK RT

Eeemmm, begini Nak Sophie. Saya rasanya jadi serba salah nih.

SOPHIE

Ada apa, Pak? Bicarakan saja, barangkali ada yang bisa saya bantu?

PAK RT (Menghela napas panjang)

Begini... Setiap kali Nak Sophie mau mandi, sebenarnya para suami di sepanjang gang ini sudah menunggu Nak Sophie dari luar kamar mandi.

SOPHIE

Hah? Mereka ngintip?

PAK RT

Bukan, mereka menunggu.

SOPHIE

Menunggu apa?

PAK RT

Menunggu Nak Sophie menyanyi.

SOPHIE

Loh? Menunggu saya nyanyi? Suara saya kan jelek.

PAK RT (Menggambarkan raut muka ibu-ibu)

Masalahnya begini Nak Sophie, setiap kali Nak Sophie menyanyi, para suami ini sibuk dengan imajinasinya sendiri. Gara-gara imajinasi seksual yang mereka miliki kepada Nak Sophie, akibatnya kehidupan seksual rumah tangga mereka terganggu. Suami 1 membaca buku di tempat tidur, tidak peduli istrinya yang sedang menciumi lehernya. Suami 2 tidur membelakangi istrinya yang sedang memeluk guling, tapi matanya melek, sementara ibu 2 memandang dengan kesal. Suami 3 asyik nonton tv dan malas betul ketika ditarik-tarik oleh istrinya. Suami 4 duduk melamun saja di tempat tidur, menyisihkan tangan istrinya yang berusaha merayu. Suami 5 ditindihi istrinya, tapi dibenaknya yang menindihi adalah Nak Sophie, bahkan dia mengigau, “Sophie! Sophie!”. Begitulah Nak Sophie, kehidupan dalam kamar tidur kampung ini menjadi terganggu.

SOPHIE

Jadi suara saya terdengar sepanjang gang di belakang rumah, Pak?

PAK RT (Manggut-manggut)

Betul, Nak.

SOPHIE

Dan ibu-ibu meminta saya agar tidak menyanyi lagi di kamar mandi? Supaya suami mereka tidak berpikir yang bukan-bukan?

PAK RT (Lagi-lagi menghela napas)

Yah, kira-kira seperti itu, Nak.

SOPHIE

Kalau begitu, saya usahakan Pak untuk tidak menyanyi di kamar mandi lagi. Akan saya usahakan agar mulut saya tidak mengeluarkan suara sedikit pun, supaya para suami tidak membayangkan diri mereka bergumul dengan saya, sehingga kehidupan seksual mereka tidak akan terganggu lagi.

PAK RT

Hmm, sebelumnya saya ucapkan terima kasih banyak, Nak atas pengertiannya. Harap dimaklumi, saya cuma tidak ingin masyarakat menjadi resah.

 

SOPHIE PUN BERPAMITAN UNTUK PULANG. SESAMPAINYA DI KOS IA SEGERA BERGEGAS MANDI SEKEDAR MENGGUYUR BADANNYA YANG SANGAT LELAH AKIBAT KERJA SEHARIAN. SOPHIE SUDAH TIDAK MENYANYI LAGI DI KAMAR MANDI. NAMUN TETAP SAJA, BAYANGAN SOPHIE SAAT MANDI DAN MENYANYI TIDAK DAPAT HILANG SEKETIKA. BAHKAN, MESKIPUN SOPHIE SUDAH TIDAK LAGI BERNYANYI IMAJINASI PARA SUAMI MALAH SEMAKIN TINGGI.

 

SUAMI 1 (Melambaikan tangan)

Bapak-bapak sepertinya dia akan mandi, ayok kita samperin!

SUAMI 2 (Mengacungkan telunjuk tangan kanannya ke atas)

Gaass!

SUAMI 3 (Mengusap dadanya sendiri)

Ooohh, sepertinya dia sudah membuka kaos.

SUAMI 4 (Membasahi bibirnya dengan ludah)

Celananya sudah melorot.

SUAMI 5

Geerrr, bunyi jebar-jeburnya itu.

SUAMI 1 (Mengusap kedua lengan tangannya)

Aduh, badannya digosok-gosok pakai sabun.

SUAMI 2 (Menggigit jari-jari tangan)

Saya usapin pelan-pelan.

SUAMI 3

Eh eh eh, tapi kok nggak kedengeran lagi ya, suara nyanyiannya yang serak-serak basah sexy itu?

SUAMI 4 (Menepuk-nepuk dadanya sendiri menggunakan kedua tangannya)

Oh iya ya, tapi nggak papa deh. Suaranya sudah terekam otomatis di sini.

SUAMI 5 (Menyenggol pundak suami 4)

Aahhhh bisa saja kamu, Tong.

 

TANPA SEPENGETAHUAN PARA SUAMI, TERNYATA IBU-IBU ITU DIAM-DIAM MEMBUNTUTI SUAMI MEREKA YANG SEDANG BERUSAHA MENGINTIP DI SEKITAR KAMAR MANDI. IBU-IBU TAMPAK GERAM DAN NAIK PITAM. MEREKA LANGSUNG MELABRAK PARA SUAMI DAN MEMBAWA MEREKA KE HADAPAN PAK RT.

 

IBU 1

Pak RT, Pak RT keluar!

SUAMI 1

Apa-apaan sih? Malu-maluin kamu tu.

PAK RT

Waduh. Ibu-ibu ada apa lagi ini?

IBU 2

Pak RT, lihat! Gara-gara Pak RT tidak segera menindaklanjuti perempuan itu, suami-suami kami tidak kapok dan terus-terusan ngintipin orang mandi.

SUAMI 2

Kamu tu jangan sok tahu.

PAK RT

Loh,  tadi saya sudah berbicara dengan Nak Sophie. Dia kan sudah tidak menyanyi lagi to?

PARA SUAMI (Bersamaan)

Iya Pak, betul!

IBU 3

Haaallaahh, tapi biasanya nyanyi to?

SUAMI 3

Cuma menyanyi aja disalahin.

IBU 4

Heehh, kalian semua mendengarkan dia menyanyi aja bisa sampai orgasme. Keterlaluan, sudah tertangkap basah masih saja tidak merasa bersalah. Memang semua laki-laki tu sama saja!

SUAMI 4

Jangan salahkan dia, salahkan saja kami. Tapi memang, imajinasi itu tidak dapat terhindarkan. Semua terjadi begitu saja. Dia tidak sengaja mempunyai suara yang begitu sexy. Ini kan cuma peristiwa alam.

IBU 5

Peristiwa alam! Peristiwa alam! Taik kucing dengan peristiwa alam. Pak RT baiknya perempuan itu diusir saja!

SUAMI 5

Waduh. Ya nggak bisa seenaknya main usir orang gitu dong!

IBU 1

Jika Pak RT benar memang sudah menyuruh perempuan itu untuk tidak menyanyi di kamar mandi lagi, bagaimana bisa suami-suami kami ini masih saja kurang ajar datang ke kamar mandi itu? Mungkin memang cara terbaik adalah mengusir perempuan itu dari kampung ini Pak RT.

IBU 2

Ya, Pak RT. Tidak ada cara lain lagi selain mengusir dia.

IBU 3

Betul, dia sudah tidak menyanyi saja para suami kita masih belum bisa berubah.

IBU 4

Ya, karena memang akar masalahnya perempuan itu. Jika perempuan itu diusir maka akar masalahnya pasti hilang.

IBU 5

Jelas sudah hama dari semuanya ini. Perempuan itu harus diusir!

 

PARA SUAMI BINGUNG DAN TERKEJUT AKAN KEPUTUSAN IBU-IBU UNTUK MENYURUH PAK RT AGAR MENGUSIR SOPHIE DARI KAMPUNG TERSEBUT. MEREKA KHAWATIR JIKA SOPHIE BENAR AKAN DIUSIR. PAK RT JUGA MERASA BINGUNG DAN KEWALAHAN MENGHADAPI AMARAH IBU-IBU. PAK RT PUN BERUSAHA MENEMUI BU SALEHA DAN SOPHIE KEMBALI UNTUK MENGUTARAKAN KEINGINAN TERAKHIR DARI IBU-IBU.

 

PAK RT

Saya sangat memohon maaf sekali kepada Nak Sophie, sebab ibu-ibu di sini memang belum puas dengan adanya Nak Sophie yang sudah tidak lagi menyanyi di kamar mandi. Tadi sore para ibu itu menangkap basah suami mereka yang lagi-lagi mengerumuni kamar mandi Nak Sophie dan berimajinasi yang tidak-tidak walaupun Nak Sophie sudah tidak menyanyi. Saya harap Nak Sophie berbesar hati menghadapi semua ini. Maklumlah orang kampung, kalau sudah emosi ya semaunya sendiri.

SOPHIE

Sudahlah Pak, saya tidak apa-apa. Lagi pun tidak masalah jika saya harus pindah dari kos ini. Saya akan pindah ke Kondominium saja, agar tidak menganggu orang lain.

 

SOPHIE PUN MENINGGALKAN KAMPUNG ITU DAN PINDAH KE KONDOMINIUM, AGAR DIRINYA MERASA LEGA TANPA TEKANAN DAN ATURAN TIDAK LOGIS DARI SIAPAPUN. SOPHIE MERASA HIDUPNYA JAUH LEBIH BAHAGIA DAN NYAMAN DIBANDINGKAN SAAT TINGGAL DI KAMPUNG ITU. TIDAK LUPA SOPHIE JUGA MEMBERI KABAR KEPADA KEKASIHNYA TENTANG KONDISINYA MELALUI TELEPON.

 

SOPHIE

Iya, akhirnya aku diminta pindah dari kampung itu karena aku masih dibayangkan menyanyi. Hmm, gila ya.

MARCO

Hah? Kamu diusir? Jadi, sekarang bukan penguasa yang melarang-larang ya, tapi kaum mayoritas.

SOPHIE

Ya begitulah. Hehe, Lucu ya? Itu kabarku saat ini.

MARCO

Wah, aku jadi kepikiran materi untuk topik tesisku. Tentang pengaruh perbedaan kelas dalam praksis imajinasi.

SOPHIE

Oh iya ya, ternyata kita hidup dalam bayangan. Penelitian lapangan kamu di sini aja, hihi. Wawancara sama Pak RT dan ibu-ibu itu.

MARCO

Iya, besok kucoba deh. Terima kasih sayang masukannya.

SOPHIE

Hmm okay. Anyway, aku sekarang tinggal di Kondominium sajalah. Susah jadi rakyat.

MARCO

Hei, kok seperti bukan kamu yang ngomong, Sayang. Kamu lupa alasan mau ngekos di kampung? Katanya kamu ingin membumi mengenal apa itu yang disebut rakyat kecil? Nah, maka kenalilah!

SOPHIE

Hmmhh, iya iya. Ya udah aku ngantuk. Udah dulu, By.

MARCO (Mematikan telepon)

Oke sayang, Have a nice dream!

 

SETELAH KEPERGIAN SOPHIE, KEHIDUPAN SEKSUAL DI KAMPUNG NAMPAKNYA MULAI MEMBAIK. MESKIPUN IMAJINASI PARA SUAMI TENTANG SOPHIE TIDAK BISA LENYAP BEGITU SAJA DI PIKIRAN MEREKA. KEHIDUPAN RUMAH TANGGA MEREKA MULAI BERJALAN SEPERTI SEDIA KALA, SEBELUM KEHADIRAN SOPHIE DI KAMPUNG TERSEBUT.

 

IBU 1 (Mengelus rambut suaminya yang tidur di pangkuannya)

Hmm gitu dong sekali-kali. Beda kan sekarang hasilnya setelah nggak ada perempuan itu lagi? Sekarang kamu sudah bisa, hihihi.

SUAMI 1

Aduuh, pegel niih.

IBU 1

Itu namanya pegel enak.

SUAMI 1 (Melengos)

Hmmm. Iya iya.

 

TIDAK LAMA KEMUDIAN, PARA WARGA BERGOTONG ROYONG MENDIRIKAN SEBUAH PAPAN PENGUMUMAN BESAR YANG BERDIRI DI ATAS DUA TIANG. MEREKA MELETAKKAN TIANG ITU KE TANAH YANG TERLETAK DI MULUT GANG. TERTERA TULISAN HITAM DI ATAS PAPAN PUTIH YANG DICAT DENGAN RAPI: “DILARANG MENYANYI DI KAMAR MANDI”.

SELESAI

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Cerpen "Anjing-anjing Menyerbu Kuburan" Karya Kuntowijoyo

Teks Eksposisi "Penetapan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi UNESCO"

Resensi Film "Budi Pekerti"